…“Manusia
belajar mencintai dirinya sendiri dengan mencintai dan dicintai orang lain”
“Tidak
mengerti kalau tidak dijelaskan berarti takkan mengerti walau dijelaskan
sebanyak apapun”…
Identitas
Buku
Judul
: 1Q84 Jilid 2
Penulis
: Haruki Murakami
Penerjemah
: Ribeka Ota
Penerbit:
KPG Tahun 2013
Halaman
: 452 Halaman
Usai
membaca 1Q84 jilid 1 rasanya belum tuntas bila tak menyelesaikan hingga jilid
ke-3. Aku pribadi baru selesai membaca jilid kedua di 2025 ini, padahal bukunya
sudah dibeli sejak 2023 lalu.
Rasa
penasaran kembali membawa ku untuk mengulas kembali kalimat demi kalimat 1Q84.
Dunia 1Q84 merujuk pada latar tahun 1984 yang membawa perubahan pada
hidup manusia.
Sementara
huruf Q pada 1Q84 representasi dari ‘Question’ sebuah dunia tanda
tanya yang digoreskan oleh tokoh antara ruang dan waktu di mana mereka hidup.
Alur
Cerita
Selayaknya
pada edisi pertama, pov yang disajikan dalam buku ini yakni kedua tokoh utama:
Tengo dan Aomame yang memiliki ikatan sejak 20 tahun lalu. Kehangatan kenangan
singkat masa kecil membawa keduanya untuk saling menemukan.
Penggambaran
setiap tokoh dalam cerita detail yang membuat setiap pembaca semakin penasaran
akan isinya. Misalnya saja Fuka-Eri, gadis berusia 17 tahun yang tinggal di
kelompok keagamaan Sakigake. Ia anak dari Pemimpin kelompok tersebut. Di
kelompok itu setiap orang wajib menjalankan tugasnya masing-masing. Suatu hari,
Fuka-Eri ditugaskan untuk menjaga seekor Kambing berharga untuk kelompok
tersebut.
Sayangnya,
Fuka-Eri lalai menjalankan tugasnya yang membuat Kambing tersebut mati.
Alhasil, ia dikurung di sebuah Gudang bersama bangkai kambing selama 10 hari
lamanya. Suatu malam, tiba-tiba mulut kambing terbuka dan mengeluarkan tujuh
Orang Kecil. Ukurannya sekitar 60 cm dan meminta Fuka-Eri membantu mereka
membuat Kepompong Udara.
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Setelah
Kepompong Udara selesai, Fuka-Eri melihat isinya yang ternyata berisi sosok
seperti dirinya. Hari itu pula Fuka-Eri kabur dari kelompok Sakigake.
Disisi
lain ada Tengo, pria berbadan besar yang berprofesi sebagai guru
bimbel matematika sekaligus ghost writer Kepompong Udara.
Awalnya hidup yang dijalani cukup monoton. Ia bahkan tak peduli pada lingkungan
sekitarnya.
Sayang,
setelah menjadi penulis bayangan dari buku Kepompong Udara yang best
seller tentu hidupnya penuh kegelisahan. Bagaimana tidak, media massa
tak percaya bila buku dengan ide dan penuturan sebaik itu ditulis oleh gadis
berusia 17 tahun (Fuka-Eri). Ia khawatir suatu hari kedoknya akan terbongkar
dan membuat situasi semakin runyam.
Terlebih
orang-orang terdekatnya mulai menghilang satu demi satu tanpa alasan yang
jelas. Kemudian kehadiran Fuka-Eri di apartemennya dan menetap beberapa waktu.
Suatu malam kejadian yang membuat Tengo kembali diliputi beragam teka-teki, di
mana dirinya dan Fuka-Eri tengah berhubungan intim.
Anehnya
Tengo tidak bisa menggerakkan tubuhnya, bahkan untuk menggerakkan alisnya pun
tak bisa. Menurut Fuka-Eri, mereka melakukan penyucian diri di mana Tengo
sebagai reseptor dan Fuka-Eri sebagai perseptor dari Orang Kecil.
Baca juga: Mengulas Karya Haruki Murakami – 1Q84 Jilid 1
Tak
hanya Tengo dan Fuka-Eri, di sisi lain Tokyo ada Aomame. Tokoh
utama yang mendapat tugas untuk membinasakan Pemimpin Sakigake. Pimpinan Sakigake
memiliki sakit tertentu sehingga perlu pijat otot, kesempatan ini digunakan
Aomame untuk menghabisi nyawa pimpinan tersebut dengan teknik rahasianya.
Rencana
tersusun rapi. Hampir dua jam Aomame melakukan pijat otot sang pimpinan. Tanpa
disadari Aomame, pimpinan mengetahui niat terselubung Aomame untuk
membinasakannya. Bukannya menyelamatkan diri, pimpinan Sakigake justru meminta
Aomame untuk segera membinasakannya agar terlepas dari penyiksaan batin yang
entah apa.
Pimpinan
pun memberikan tawaran kepada Aomame, apabila ia berhasil membinasakannya maka
nyawa Tengo akan selamat, sementara nyawanya sendiri akan terancam oleh
kelompok Sakigake. Apa keputusan yang diambil Aomame? Bisakah ia bertemu dan
menyelamatkan Tengo?
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Pada
jilid kedua ini, Haruki Murakami nampaknya mulai membeberkan asal-usul Orang
Kecil dan Pimpinan sekte Sakigake. Sebenarnya aku tak sepenuhnya memahami
konteks cerita yang dituturkan oleh Murakami.
Entah
aku yang terlalu pendek memahaminya atau memang gaya penulisan Murakami yang mahir
menyampai cerita melalui metafora. Pada pada dasarnya buku ini memiliki unsur
metafisik yang perlu ku pahami lebih dalam lagi.
Misalnya
saja, bagaimana bisa Orang Kecil terbentuk, kenapa ada dua rembulan, bagaimana
bisa ketika Orang Kecil marah dapat membuat guntur dan petir yang menggetarkan
bumi bahkan hujan yang takkan berhenti. Sehebat itukah Orang Kecil hingga mampu
menciptakan bahkan membinasakan seseorang lewat ciptaannya Kepompong Udara?
Membaca
1Q84 takan membuat kamu bosan. Meski butuh waktu untuk menyelesaikan bacaan
ini. Mukami berhasil menggiring pembacanya untuk terus menyelami isi cerita
tanpa membuatmu bosan.
Next…
review jilid ke-3 nya segera tayang. Entah kapan. Hehe….
***
Komentar
Posting Komentar