“Aku berada di penjara menjijikkan yang bernama perasaan tak berdaya. Aku rela masuk ke penjara ini, mengunci dengan tangan ku sendiri, lalu membuang kuncinya jauh-jauh…
…Setiap
hati menyimpan lukanya masing-masing, kekerasan itu tidak hanya bersifat fisik
dan luka tak selalu mengeluarkan darah”
Identitas
Buku
Judul :
1Q84 Jilid 1
Penulis :
Haruki Murakami
Penerjemah
: Ribeka Ota
Penerbit:
KPG, Cetakan Ke-11, 2022
Halaman :
516 Halaman
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Ulasan:
Novel
1Q84 menceritakan perjalanan dua tokoh utama Aomame dan Tengo mencari kebenaran
dibalik peristiwa yang menghampiri mereka. Meskipun jalur yang mereka tempuh
berbeda namun satu kebenaran yang akan mereka tuju.
Secara
bahasa terjemahan novel 1Q84 mudah dipahami dan tidak kaku dan secara alur
cerita sangat menarik diselami.
Berbicara
perihal terjemahannya aku suka karena berbeda dari buku terjemahan lainnya yang
pernah kubaca yang terkesan kaku. Namun penyajian novel 1Q84 seperti membaca
karya sastra Indonesia. Ingin sekali aku menjadi penerjemah sang Penulis. Hehe…
Wajar
saja jika sang Penulis memenangkan berbagai penghargaan dan menerbitkan
buku-bukunya ke berbagai bahasa.
Cara
ia menyampaikan menyusun kalimat per kalimat seakan-akan membawa ku sebagai
tokoh utama yang berperan dalam dunia 1Q84.
Aku
selalu mengandaikan sebagai Aomame seorang pembunuh bayaran yang berkedok
sebagai pelatih beladiri. Sementara Tengo orang asing yang mungkin saja kenalan
ku dimasa lalu yang berprofesi sebagai Guru Matematika dan seorang editor
junior di salah satu penerbit.
Kisah
Tengo bermula dari pra penyelenggaraan Sayembara Sastra Jepang – Rekan Editor
Senior, Komatsu meminta Tengo menuliskan sebuah karya temuan yang luar biasa
namun secara penyusunan dan struktur kalimat karya tersebut berantakan.
Oleh
karena itu, Pak Komatsu meminta Tengo menyusun kembali karya “Kepompong Udara”
kembali. Dimulailah melakukan rencana besar menipu dunia, yang tanpa Tengo
sadari karya ‘Kepompong Udara’ membawanya menyusuri tabir-tabir kebenaran
memilukan.
Sementara
Aomame dipertemukan dengan seorang pesohor wanita yang memimpin sebuah yayasan
yang menampung para perempuan yang mengalami kekerasan.
Aomame
bekerja sama untuk membunuh sang Orang Kecil yang diduga dalang dari sebuah
sekte keagamaan.
Tengo
dan Aomame menjelajahi dunia mereka yang membuka fakta-fakta mengerikan tentang
hidup mereka. Tak disangka fakta itu menyeret luka lama terkuak kembali.
Bagiku,
membaca karya-karya Haruki Murakami bagaikan menjelajah dalam dunia imaji yang
tak pernah ku lupakan. Aku terjerumus dan tenggelam dalam setiap bait-bait kalimat
yang memabukkan.
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Cara
Pak Murakami menyampaian kisahnya selalu membuatku terkagum-kagum dan selalu
membatin “Aku ingin menjadi penulis seperti beliau yang membuat pembacanya
jatuh cinta pada karyanya.”
Apalagi
Pak Murakami sering memakai sebuah analogi yang membuatku sering berpikir
kembali makna apa yang ingin disampaikan penulis kepadaku?.
Misalnya
saja pertimbangan tokoh atas suatu perkara “…Laba-laba belum pernah memikirkan
dirinya sendiri yang bersikap sabar. Laba-laba tidak memiliki keahlian istimewa
selain memasang jaring, juga tidak punya pilihan lain dalam pola hidupnya
kecuali menunggu diam-diam. Berdiam di satu titik menunggu mangsa, kemudian
jika sudah tiba waktunya mati mengering.”
Aku
selalu jatuh cinta pada karya-karya Haruki Murakami meski terkadang beberapa
karyanya sulit ku pahami namun tetap menentangku agar terus meraungi dunia sang
Penulis.
Novel
1Q84 direkomendasikan kepada siapapun pecinta sastra atau bahkan baru memulai
baca, tetapi harus lebih bijak yaa sebab beberapa bagian karyanya memuat hal
sensual. Overall… karya Haruki Murakami tak pernah bosan ku baca.
Next
bakal bahas jilid 2 & 3-nya yang nggak kalah seru dari kisah awal Aomame
& Tengo yang akan saling menemukan.
***
Komentar
Posting Komentar