Terlalu Nyaman Hingga Takut Melangkah, Sebuah Renungan Sederhana

 

Dalam menjalani hidup setiap orang pasti pernah mengalami fase gagal. Mungkin kamu salah satunya yang pernah merasakan kegagalan. Rasanya tidak ada satu manusia pun yang sempurna di muka bumi ini.

Curhanata dan pengembangan personal
freepik.com


Bagi sebagian orang kegagalan telah jadi langganan yang kerap menyertai hidupnya hingga telah jadi hal biasa. Syukur-syukur bila bisa bangkit dan memulai kembali. Namun, banyak dari kita yang gagal dan takut untuk memulai kembali.

Begitu juga dengan ku yang sangat khawatir alami kegagalan. Kekhawatiran gagal itu membuatku rentan untuk melangkah maju. Tak berani mengambil resiko dalam hidup, ya aku terlalu takut untuk keluar dari zona nyaman ku saat ini.

Pasalnya, perjalanan memperoleh kenyaman ini cukup sulit bagi ku. Harus melalui banyak rintangan hingga membuat ku pasrah bila tak berhasil mencapai yang ku inginkan.

Sedikit cerita, awal kelulusan di tahun 2020 aku masih menganggur. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 membuat lapangan kerja semakin sulit. Alhasil hampir satu tahun harus menganggur. Namun tak tinggal diam. Aku terus berusaha mencari pekerjaan apapun.

Sebab di tanah rantau tak kunjung di terima pekerjaan, orang tua meminta ku kembali ke kampung halaman. 7 bulan di kampung halaman pun aku masih menganggur padahal sudah mencoba sana-sini.

Nampaknya lulusan sarjana dengan IPK cukup tinggi tak membuatku cepat diterima pekerjaan. Terlebih bila tak punya orang dalam, ya jelas-jelas nol besar.

Interview sana-sini tak membuatku berhasil, merasa tidak ada peluang di kampung halaman, aku memutuskan untuk kembali ke kota pelajar ini. Dengan berbekal modal 3 juta rupiah harus bertahan hidup di tanah rantau.

Syukurnya aku melewati 7 bulan pertama di tanah rantau dengan penghasilan freelance writer yang tak seberapa. Kala itu, bisa bertahan hidup.

Hidup ditanah rantau
freepik.com

Ternyata pekerjaan freelance writer pun tak bertahan lama, pasalnya tak ada orderan datang lagi hingga membuatku terpaksa merepotkan orang tua dengan meminta uang lagi.

Stress hingga ingin menyerah namun berkat pertolongan sahabat ‘Ayu Lestari’ aku akhirnya bekerja sebagai admin disalah satu ekspedisi. Setidaknya bisa menghidupi diri ku sendiri.

Hampir 3 bulan bekerja, aku kembali di PHK lalu luntang-lanting di tanah rantau. Tak lama, aku diterima bekerja sebagai freelance content writer. Menerima pelatihan gratis selama satu minggu hingga membuatku mahir menulis.

Namun, bekerja sebagai content writer di portal media online tersebut harus mengejar pageview yang sungguh berat bagi kontributor pemula. Alhasil berbulan-bulan nol rupiah namun diberi harapan demi harapan agar bisa meningkat pageview.

Nyatanya 6 bulan berjalan tak ada hasil apapun, aku hanya menerima ratusan ribu selama 6 bulan berjalan dari hasil menulis 10 artikel per hari (Kadang tak memenuhi target 10 artikel kali ya jadi tak naik pendapatannya).

Merasa tak menjanjikan sebagai freelance portal tersebut, aku akhirnya melamar pekerjaan lain sebagai admin finance lagi di perusahaan ekspedisi. Kala itu, apapun pekerjaannya tetap ku lakukan asalkan tidak meminta lagi ke orang tua.

Sembari bekerja aku terus melamar menjadi content writer, alhamdulillah…

Di bulan-bulan yang penuh kegagalan lamar pekerjaan sana-sini akhirnya aku menemukan perusahaan yang cocok dengan profile ku.

Tak ingin menyerah mengejar impian
freepik.com

Ya, saat ini aku bekerja di salah satu media online dengan dan menjadi karyawan tetap. Walau penghasilan tak memenuhi UMR kota pelajar tetapi masih tetap ku lakukan. Sebab, merasa nyaman dengan lingkungan kerja serta dekat dari tempat tinggal.

Kenyamanan yang ku terima saat ini membuat ku enggan untuk beranjak. Ada rasa ketakutan bahwa bila aku keluar dari pekerjaan ku saat ini akankah bisa senyaman ini? Bisa menikmati waktu luang meski pun pendapatan tidak seberapa?

Khawatir kehilangan teman-teman kerja yang loyal dan jam kerja yang enak ku rasakan. Ya… meski ada saja tantangan ketika menulis seputar hiburan namun tetap belajar menulis yang terbaik.

Aku takut melangkah maju.

Salahkah bila punya pemikiran yang terjebak di zona nyaman ini?

Ya, terkesan seperti orang yang tak mau berkembang, ketakutan akan kegagalan di masa depan membuatku tidak mau keluar dan mencari peluang baru. Apalagi ditengah kesulitan lapangan pekerjaan saat ini.

Awalnya ku pikir tidak ada yang salah. Namun, lambat laun aku stuck dalam pekerjaan hingga membuatku kewalahan. 

Sadar bahwa aku tak berkembang.

Aku ingin maju tapi takut gagal lagi. Takut harus memulai kembali sementara kondisi ekonomi belum stabil. Bisakah aku keluar dari zona nyaman ini?

Bila kamu diposisi ku apa yang akan kamu lakukan?

 

Komentar

Postingan Populer